Jombang (Humas Kemenag) – Menutup kegiatan akhir pekan di awal tahun baru 2023, seluruh pegawai yang berkantor di Kementerian Agama Kabupaten Jombang (Kemenag Jombang) mengikuti Pembinaan Karier Prestasi dan Mental (Binkarsital) oleh Kepala Kemenag Jombang Taufiqurrohman, Jumat (6/1/22) di Aula Darussalam setempat. Binkarsital dipandu oleh Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Moh. Ali Mustofa dan diikuti pula oleh jajaran kepala seksi dan penyelenggara zakat wakaf.
Mengawali pembinaan, kepala kantor mengajak seluruh pegawai dalam memasuki tahun baru 2023 untuk mengevaluasi diri sejauh mana kinerja yang dicapai di tahun 2022.
“Yang ada pada diri kita harus banyak timbul pertanyaan, selama ini saya di Kementerian Agama apa yang sudah saya lakukan, apa yang sudah saya perbuat, manfaat apa yang saya berikan untuk Kementerian Agama, apakah ada lompatan peningkatan pelayanan, ide-ide positif kreatif yang kita berikan kepada Kementerian Agama, ataukah selama ini kita hanya diam,” tutur Taufiqurrohman.
Untuk itu ia mengajak semua pegawai berupaya untuk berterima kasih kepada Kementerian Agama yang merupakan wadah untuk bekerja dan beribadah dalam wujud pemberian pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Lebih lanjut pria humoris ini mengingatkan pesan Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali bahwa seorang pegawai harus memiliki 3 K, yaitu Kualifikasi, Kompetensi, dan Kinerja. Terkait kualifikasi, ia sangat bersyukur ASN Kemenag Jombang telah banyak yang memiliki kualifikasi S1, S2, bahkan S3. Namun menurutnya harus diimbangi dengan kompetensi yang menyangkut daya dan kemampuan individu dalam meningkatkan pelayanan.
Berikutnya, ia menekankan kualifikasi dan kometensi harus diimbangi dengan kinerja.
“Pinter e koyok opo, tinggi kualifikasi kayak apa, tapi kalau mengerjakan tugas pilih-pilih, ada tendensi like and dislike, maka kinerja masih diragukan,” tegasnya.
Menyinggung soal kedisiplinan, Taufiqurrohman menekankan tiga hal:
Pertama, disiplin waktu, pegawai harus bisa memanage waktu antara di rumah, di kantor, dan di masyarakat. “Kami berharap ada kesadaran, tolong tugas utama didahulukan dari pada tugas lainnya,” katanya.
Kedua, disiplin kinerja. Bekerja harus sesuai dengan regulasi, peraturan perundang-undangan sampai juklak dan juknis. “Jangan ada tendensi dalam memberikan pelayanan,” pesannya.
Ketiga, disiplin etika pegawai. “Bahwa kita ini gudangnya akhlak, gudangnya agama, agama itu selalu baik, berkaitan dengan sopan santun, boleh dan tidak boleh, ini berkiatan dengan marwah Kementerian Agama yang harus dijaga,” imbuhnya.
Berkaitan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) ia menjelaskan saat ini yang disusun bukan lagi SKP individu, tetapi SKP organisasi yang mendukung visi misi organisasi, disesuaikan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Paling akhir ia berpesan agar senantiasa saling mengingatkan, apalagi jika ada saran-saran yang positif agar tidak segan untuk menyampaikan. (dsi)



