Kankemenag Jombang

Seksi PAIS Gelar Diseminasi Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Jombang (Kemenag) – Mengawali pekan ini, Senin (19/9) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang (Kemenag Jombang) melalui seksi Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) menggelar Diseminasi Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diikuti sebanyak 50 guru agama Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Jombang di Aula Darussalam setempat. Hadir pula dalam kegiatan tersebut pengawas madrasah.

Kepala Seksi PAIS Muhammad Agussalim menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan lanjutan dari kegiatan inovasi media pembelajaran yang menghadirkan guru Pendidikan Agama Islam di lingkungan Kemenag Jombang. Ia mengatakan media pembelajaran sangat penting bagi guru agama Islam dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.

Kepala Kemenag Jombang Taufiqurrohman dalam sambutannya mengingatkan bahwa menjadi guru Agama Islam harus memiliki rasa bangga untuk menunaikan tugas dan kewajiban mengantarkan anak bangsa menjadi anak-anak yang terdidik, anak-anak yang soleh solehah, berkarakter dan berdaya saing. Rasa bangga tersebut menurutnya harus diwujudkan dalam disiplin menjalankan tugas secara tepat waktu.

“Guru agama Islam harus menjadi teladan, harus menjadi contoh bagi guru-guru yang lain. Jika panjenengan memiliki rasa bangga bahwa saya adalah guru agama, insya Allah akan memacu dan menjaga panjenengan dari perilaku yang tidak relevan dengan agama Islam,” ujarnya.

“Saya berharap guru agama menjadi guru yang terbaik di sekolah masing-masing,” tambahnya.

Kepala Kemenag Jombang juga mengimbau agar guru agama memiliki inovasi dalam media pembelajaran sehingga peserta didik merasa senang dalam menerima materi pembelajaran. Menurutnya, ada tiga indikator inovasi, pertama menjadi yang tercepat dan terbaik, kedua baru, dan yang ketiga lain dari pada yang lain.

“Rasa bangga harus diwujudkan dengan inovasi yang lebih baik lagi,” pungkasnya.

Paling akhir, ia berpesan berkaitan pencegahan peserta didik dari cara berpikir dan tindakan yang radikal, termasuk pengaruh penggunaan media sosial, Taufiqurrohman berharap guru agama mampu mengantisipasi dan mencegah peserta didik dari paparan-paparan yang bersifat radikal. (dsi)